Meetings Industry merupakan salah satu sektor pariwisata yang mencakup acara dan kegiatan bisnis. Dalam dunia pariwisata dan perhotelan, istilah MICE (Meetings, Incentives, Conventions and Exhibitions) digunakan untuk menamai jenis industri tersebut. Para wisatawan yang menghadiri kegiatan MICE biasanya memiliki tujuan yang lebih dari sekedar berwisata, memiliki minat yang sama, dan berkumpul di suatu tempat yang sama. Tempat atau lokasi yang digunakan harus dipersiapkan terlebih dahulu dan dilengkapi dengan semua fasilitas yang dibutuhkan oleh peserta acara. Berdasarkan Global MICE Industry: Opportunity and Forecasts 2017 – 2023, Meetings Industry mendominasi segmen lainnya dalam MICE pada tahun 2016. Industri tersebut akan terus mengalami perkembangan positif dan diprediksi akan mencapai 1,245 miliar dollar Amerika Serikat secara global pada tahun 2023.

Dalam rangka meningkatkan daya saing Indonesia, pada tahun 2016 dibentuk Indonesia Convention and Exhibition Bureau (INACEB) di bawah naungan Kementerian Pariwisata. Dikutip dari website Kementerian Pariwisata, wisatawan MICE memiliki keunggulan tertentu dibandingan dengan wisatawan lainnya. Wisatawan MICE biasanya berasal dari beberapa kalangan berpengaruh seperti pengusaha, profesional, dan pemerintah yang mengadakan kegiatan pada saat low season. Berdasarkan International Congress and Convention Association (ICCA), wisatawan MICE biasanya datang dalam jumlah yang relatif besar dengan pengeluaran tujuh kali lebih banyak dibandingkan dengan wisatawan lainnya. Pada saat yang bersamaan, wisatawan tersebut juga berpotensi untuk melanjutkan liburan di luar kegiatan utama yang mereka hadiri.

Salah satu bukti nyata bagaimana Indonesia mendapat berbagai keuntungan di sektor pariwisata melalui industri MICE dapat dilihat pada saat Annual Meetings of the International Monetary Fund and the World Bank Group yang berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) 12 – 14 Oktober 2018. Media lokal memberitakan bahwa Bank Indonesia (BI) memproyeksikan keuntungan ekonomi yang didapatkan oleh Indonesia mencapai 5,7 triliun rupiah. Selama acara berlangsung, lebih dari 2.000 pertemuan (meetings), konferensi, seminar, forum dan acara-acara lainnya diadakan. Dengan demikian, industri MICE sebagai eksekutor mendapatkan keuntungan langsung dari kontrak bisnis untuk menyediakan segala kebutuhan operasional. Setidaknya terdapat 15.000 delegasi yang terdiri dari Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan dari 189 negara, sektor swasta, NGO (Non-Governmental Organization), akademisi, dan jurnalis yang menghadiri kegiatan tersebut.

Dengan lebih dari 2.000 orang jurnalis beserta kru media yang datang ke Bali, hal tersebut memberikan manfaat berupa pemberitaan media dalam skala besar untuk mempromosikan pariwisata Indonesia, khususnya Bali. Para delegasi biasanya juga turut membawa pasangan maupun keluarga yang kemudian melanjutkan kunjungan untuk berwisata. Hotel, restoran, agen travel, objek wisata, toko suvenir, tempat hiburan dan tempat lainnya di Bali dipastikan juga mendapatkan keuntungan. Sebagai tambahan, pemberitaan media lokal yang terus-menerus sebelum, selama, dan setelah acara berlangsung tentunya juga meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik ke Bali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *